Page

Tuesday, September 23, 2014

Cerita Traveling Di Malaysia Part 1

Jadi ceiritanya pas lebaran idul fitri 2014 saya mengunjungi kakak yang tinggal di Shah Alam, Malaysia. Bermodalkan promo tiket jadilah pada tanggal 14 Agustus saya terbang bandara Adi Sucipto Yogyakarta.
Setiba disana, sedikit miss com dengan abangku, jadilah saya dan mamaku harus menunggu berjam-jam di KLIA 2. Tapi akhirnya kami berjumpa dalam kondisi capek karena harus cari-mencarai, emosi karena saya merasa kok abanhku bego banget yak dan abangku juga merasa begitu, dan kemudian tertawa karena kesalahan yang membuat suasana pertemuan langka itu jadi terasa diluar dugaan.
Dari bandara, dengan kendaraan pribadi, dapat memakan waktu sejam ke flat tempat tinggal abnagku.

Monday, August 11, 2014

Pengen Nangis Tapi Tak Jadi, Malaysia!

Trip ke Malaysia kali ini telah saya rencanakan sejak tiga bulan yang lalu. Berkat promo air asia (berharap maskapai penerbangan di Indonesia juga sebaik ini, biar bisa keliling Indonesia dengan tejangkau, mimpi kali yee.. huft) akhirnya bisa menginjakan kaki di Negeri Jiran ini. Perjalanan ini tidak hanya untuk liburan akan tetapi juga ingin bertemu dengan kakak (abang doer) yang sudah tinggal dan bekerja bahkan telah memperistrikan seorang gadis melayu, lebih dari 15 tahun silam. Saat itu saya juga datang bersama dengan mama yang sudah sangat excited! Ide mama ikut ke Malaysia sendiri tiba-tiba muncul dari kaka pada saat telpon-telponan, tiba-tiba dia ngomong "bagaimana kalau mama juga ikut de?", "bolehh" dan tereng, sampailah kami bedua di Kualalumpur.

Saturday, July 12, 2014

#SavePersIndonesia atau Membiarkan Matinya Profesionalisme Pekerja Media!

Kita cukup terkaget-kaget dengan realitas yang ditampilkan dalam film dokumenter "Dibalik Frekuensi" (Baca tulisan saya di sini klik) dan kemudian film "Oligarki Televisi" juga  menggambarkan dengan gamblang bagaimana media massa (televisi dengan beberapa orang pemiliknya) semakin menguasai pers di Indonesia. Apa yang terjadi? Mengapa pers di Indonesia hanya dikuasi oleh segelintir orang? Inilah yang dinamakan monopoli dan oligarki media untuk memperkuat bisnis dan juga politik. Penguasaan atas sejumlah media, berarti penguasaan atas informasi. Dengan mengusai informasi, maka akan mudah bagi pemilik media dalam melakukan kontrol terhadap isu (agenda setting). Namun hal lain dari ini ialah tentu menyebabkan matinya profesionalisme pekerja media!

Gerakan Sosial, Bukan Pahlawan Kesiangan atau Kemalaman!

Gerakan sosial atau social movement merupakan gerakan sosial yang lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain gerakan sosial lahir dari situasi yang tidak diinginkan atau menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai tidak adil (dalam http://riyanpgri.blogspot.com/). T. Tarrow dalam Mariam Budiharjo, yang merupaka seorang pakar ilmu politik menuliskan bahwa adalah tantangan kolektif oleh orang-orang yang mempunyai tujuan berbasis solidaritas (yang dilaksanakan) melalui interkasi secara terus-menerus dengan para elit, lawan-lawannya, dan pejabat-pejabat. Kemudian Mariam menambahkan bahwa gerakan ini merupakan merupakan bentuk perilaku kolektif yang berakar dalam kepercayaan dan nilai-nilai bersama.

Thursday, July 10, 2014

#TvoneMemangBeda: Trending Topic Worldwide!

Sumber klik sini
Pilpres baru saja usai, masing-masing calon mengklaim kemenangan mereka melalui hitung cepat (quick count) lembaga survai. Pasangan Jokowi-JK melalui sepuluh lembaga survai diantaranya suravi yang dilaksanakan RRI dan TVRI, Kompas, LSI, dll sudah dinyatakan unggul dibandingan pasangan Probowo-Hatta. Namun di televisi lain seperti TVone, RCTI, GlobalTV, dan MNCTv menyatakan bahwa pasangan nomor urut satu inilah yang unggul.

Lalu kemudian masyarakat mulai sanksi dengan hasil survai yang ditawarkan oleh televisi swasta. Dan mungkin dalam kasus ini baiknya menengok televisi publik seperti TVRI. Namun kenyataannya juga tidak ada yang mau melihat hasil hitung cepat yang ada di televisi milik kita bersama itu.

Wednesday, July 9, 2014

Rakita Bandung, Radio Komunitas Yang Ketje!

Perjalanan ke Bandung kali ini bukan untuk traveling (walupun tetap menjurus kesana, hahaha), tapi untuk melakukan penelitian mengenai transformasi penyiaran publik dan komunitas dalam era digitalisasi penyiaran. Waktu itu saya bersama mahasiswa pasca Ilmu Komunikasi dan dosen UGM yang menjadi ketua penelitian ini, Hermin Indah Wahyuni, menuju Bandung pada pukul 10 dari Stasiun Tugu. Sampai disana tepat pukul 6 tanggal 23 Juni 2014. Merasa cukup beristirahat di kereta, pagi itu langsung kami putuskan berkunjung ke RRI dan TVRI Bandung. Tapi saya tidak akan bercerita mengenai hal itu, saya akan berbagi tentang Radio Komunitas Rakita Bandung atau @rakita1078fm yang Ketje banget, cuuyyy...!!!

Berfoto Bersama Mba Hermin di Radio Rakita Bandung, Narsis Time :D


Saturday, June 14, 2014

Catatan Kaki!

Dalam satu percakapan yang bebas, kita sering bercerita tentang hal apa saja. Kadang itu muncul dan menyambar-nyambar. Menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lain. Membawa kita dari dimensi satu kedimensi lain. Kemudian timbul pertanyaan, mengapa kata-kata itu begitu saja lepas dari bibir kita dengan tiba-tiba atau bahkan tidak disadari?

Banyak orang berkata dan kata-katanya itu baru disadarinya saat sudah berubah menjadi gema dalam pikirannya. Banyak orang-orang bijak mengatakan bahwa jagalah lisanmu. Peringatan yang patut kita renungkan. Sebab lisan yang terucap bukan hanya kata-kata yang tanpa makna, lebih dari sekedar rangkaian kata yang sampai ketelinga. Akan tetapi, kata-kata adalah pekiran, adalah suara hati, dan adalah berjuta pengertian yang bisa disalah artikan oleh orang lain.

Jika manusia itu ibarat karya ilmiah, mungkin kita bisa menggunakan catatan kaki dalam setiap percakapan. Saat kita membicarakan sesuatu hal kita tidak perlu mengucapkannya namun cukup lawan bicara kita melihat angka yang merujuk pada catatan kaki. Betapa manusia akan telepas dari kemubasiran kata-kata.

Saturday, March 1, 2014

I Want Be There, Malaysia!

Membaca postingan Mba Anazkia di Facebook tentang Sepetang Bersama Blogger 2014 (#SBB2014) yang diselenggarakan oleh denaihati membuat saya tertarik untuk dapat merasakan eforia dari event tersebut. Seperti judul tulisan dalam blog saya ini, saya benar-benar ingin ke Malaysia sejak lama, dan telah berencana akan ke negeri twin towers ini pada bulan Juli tahun ini. Alasan utama saya ialah karena saya memiliki kakak kandung yang semenjak saya masih duduk di bangku sekolah dasar (mungkin kelas 3 atau 4, saya lupa), telah merantau ke Malaysia dangan tujuan merubah nasib. Namun hingga saat ini belum memiliki kesempatan untuk bisa kembali berkumpul berama keluarga di Indonesia membahwa istri dan kedua anaknya yang warna malaysia. Untungnya tuhan masih bisa menjaga hubungan kami, lewat telephone dan facebook (ini memiliki cerita tersendiri yang akan saya tulis kelak diblog saya ini).


Friday, January 17, 2014

Mahasiswa Yah,, Tugas dan Tugas!!

Kembali memasuku dunia kampus tentu saja membuat hidup lebih bergairah. Sangat bersyukur karena tahun 2013 sesuai dengan rencana yaitu melanjutkan sekolah yang sudah saya rencanakan sejak 2010. Tuhan, Allah Swt, sangat murah kasih kepada saya, sehingga dengan jalur BPPDN Dikti saya bisa mengambil master Ilmu Komunikasi dan Media di UGM.