Page

Monday, August 11, 2014

Pengen Nangis Tapi Tak Jadi, Malaysia!

Trip ke Malaysia kali ini telah saya rencanakan sejak tiga bulan yang lalu. Berkat promo air asia (berharap maskapai penerbangan di Indonesia juga sebaik ini, biar bisa keliling Indonesia dengan tejangkau, mimpi kali yee.. huft) akhirnya bisa menginjakan kaki di Negeri Jiran ini. Perjalanan ini tidak hanya untuk liburan akan tetapi juga ingin bertemu dengan kakak (abang doer) yang sudah tinggal dan bekerja bahkan telah memperistrikan seorang gadis melayu, lebih dari 15 tahun silam. Saat itu saya juga datang bersama dengan mama yang sudah sangat excited! Ide mama ikut ke Malaysia sendiri tiba-tiba muncul dari kaka pada saat telpon-telponan, tiba-tiba dia ngomong "bagaimana kalau mama juga ikut de?", "bolehh" dan tereng, sampailah kami bedua di Kualalumpur.



Dari awal kakak menelepon akan turun di bandara mana, saya juga kurang tau persis, soalnya ditiket tidak ada penjelasan KLIA 1 atau KLIA 2? Dan pada saat check in saya juga lupa menanyakan. Jadilah kami terbang ke Malaysia dan turun di KLIA 2. Setiba disana saya berusaha menghubungi kakak, dia mengatakan telah menunggu di depan namun ternyata tidak ada. Saya mintalah mama duduk menunggu dan saya mencari di kerumunan orang-orang yang juga menunggu sanak saudaranya yang tiba hari itu. Sudah satu persatu saya sortir (baca: perhatikan dengan cermat, lol) tidak ada model dan wajah mirip kakakku. Kemudian saya meng-sms, posisinya mereka dimana, saya juga memberitahu posisi dan mama dimana? Dia membalas, di depan gerbang ketibaan antar bangsa, nah saya telah mencari disitu tapi tidak ada. Setalah lama menunggu di depan puntu keluar dan tidak kunjung bertemu, kemudian, sms berikutnya masuk yang, kami ada di lantai satu, pintu nomor 8. Jadilah saya turun ke lantai mencari pintu nomor delapan yang tidak akan pernah ada karena pintu lantai satu hanya ada 4 :'(.

Saya jadinya semosi karena sudah menanyakan kepada beberapa orang security tapi tidak ada yang tau. Bahkan saya berniat untuk minta dibuatkan announcement tapi saya itu tidak dibolehkan. Saya kemudian keluar setelah bertanya kepada seorang security lagi yang mengatakan kalau pintu delapan tidak ada yang ada tiang delapan. Berharap sekelompok kecil keluarga yang juga sudah resah menunggu disana, dan itu tidak terjadi. Mereka juga tidak ada disana. Hati mulai galau, capek kerena harus mengelilingi seluruh KLIA 2. Saya kembali turun ke lantai satu, berharap mereka sedang tertawa riang di ruang tunggu di lantai itu yang telah saya datangi sebelumnya, tetap saja sama.

Sudah hampir dua jam saya mencari, tapi tidak juga ketemu. Awalnya biasa saja, karena saya masih cukup tenang, pasti ketemu. Ibu saya sudah panik sejak awal, maklumlah orang tua. Tapi lama kelamaan siapa yang tidak emosi, karena saya merasa sudah meberikan informasi yang benar tentang posisi kami, di depan gerbang ketibaan antar bangsa. Tapi kok mereka sulit menemukan???

Masih di latai satu, saya masih berusaha untuk mencari mereka. Mungkin mereka lagi nyempil dimana. Tiba-tiba ada bapak yang kemudian menanyakan kalau mau chech in dimana? Berhubung saya sudah mengelilingi bandara ini, jadi saya tau dimana tempatnya. "Lantai 3 pak, naik lift saja", bapak itu telihat panik, begitu juga istri dan anak-anaknya. Mungkin waktu untuk sudah mepet. Kemudian saya memberanikan diri meminjam hp si bapak hanya meng-sms kakakku. Dia kemudian mengizinkan untuk dipakai menelepon. Sambil berlari-lari menuju lift saya berusaha membuka hp yang layarnya masih tekunci dan saya coba berkali-kali tidak bisa. Si bapak kemudian dengan juga berlari-lari membukakan kunci hpnya untuk saya. Setiba di dalam lift, saya berusaha memasuk nomor abang saya, namun sampai dilantai dua entah mengapa si bapak tiba-tiba keluar lift dan diikuti seluruh keluarganya, sedangkan yang mau menggunakan lift itu sudah antri, terlanjur keluar akhirnya tidak bisa masuk lagi. Saya kemudian menunjukan jalan lain, dengan menggunakan eskalator, dengan berlari-lari mengikuti mereka saya berusaha menelopon kakak saya dan ternayata kode malaysia yang saya masukan salah. "Pak tidak bisa, kode malaysia berapa?", si bapak yang berlari-lari menatap saya dengan entah bermakna apa? Dia kemudian mengambil hp itu dan memasukan kodenya, dan kembali menyerahkan kepada saya, saya kemudian langsung memasukan nomor hp kakak saya dengan masih berlari-lari. Sampailah kami di eskalator, nomor telah tersambung, beberapa saat kemudian terdengar suara kakak ipar saya, "hallo", "Asslkum. hallo, kak linda? Kak Linda dimana? Saya ade, saya pinjam telepon orang "Wa'alaikumsalam, iya de.. saya sudah dengan mamaa", menghebuskan nafas legah, "oke-oke, saya kesitu"! Saat saya menyerahkan hp ke bapak itu, kami sudah berada di depan pintuk masuk keberangkatan. Mengucapkan terima kasih, dan kami berpisah. Sebelumnya saya sempat tanya si bapak mau kemana? Dia orang bandung, entah mudik atau gimana saya kurang menanyakan detailnya, terima kasih kepada si bapak yang sayang tidak sempat foto bareng, hehehe...

Saya mendapati mama dan kakak ipar sudah senyum-senyum, tapi abang doer tidak ada. Ternyata punya ternyata, mereka menggu di KLIA 1 dan kami berada di KLIA 2, oohh my gooddd..!! Mau turun lantai satu dan naik lantai tiga seratus kali juga tidak ketemu. Kalau pun diumumkan juga sampai lebaran monyet juga tidak akan mucul. Yang ada saya masih ngos-ngosan dan berkeringat, telah berlari-lari tambah kesal, hahaha...

Suasana yang saya bayangkan adalah pertemuan ibu dan anak, ibu dan menantu, dan ibu dan cucu. Berpelukan, menitikan air mata. Dan saya, dengan bibir bergetar ikut menahan sedih hingga akhirnya tangis pecah dalam pelukan abang, dan rangkulan kakak ipar *efek sinetron* (kwakakakaka...). Malah kami tertawa geli karena kejadian itu, di dalam kereta (baca: mobil) tak henti-hentinya kami tertawa! :D


No comments:

Post a Comment