Page

Wednesday, May 29, 2013

Ceritaku, Cerita di Kraton Kasunanan Surakarta!


Tidak terasa kegiatan Asean Blogger Festival Indonesia (ABFI) 2013 telah di penghujung acara. Pagi itu, saya dan teman-teman Canting Jogja sudah saling telepon-teleponan atau lebih tepatnya saya dibangunkan lewat telepon oleh mereka. Soalnya kami tidak mau ketinggalan tour Kota Surakarta dengan Kereta Sepur Kluthuk Jaladara. Dan, pagi itu begitu menarik dengan berkeliling kota menggunakan kereta api yang berbahan bakar kayu jati tersebut. 




Hari itu juga hari terakhir kami berada di Solo, semua peserta ABFI dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan juga negara-negara ASEAN, harus sudah berkumpul pada pukul 10.00 di Kraton Kasunanan Surakarta. Sebab acara penutupan dari kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut akan dilaksanakan di dalam lingkungan kraton. Saat itu, saya sudah hadir lebih dulu dari yang lain. Sebab, saya naik sepeda yang saya pinjam dari teman sesama ABFI. Menunggu sedikit di depan pintu masuk kraton yang sudah sangat membangkitkan rasa ingin tahu saya untuk segera masuk dan melihat-lihat sebuah kerajaan yang telah ada sejak 1745 Masehi tersebut.



Saat itu, ada beberapa orang penjaga yang menggunakan baju adat jawa. Kemudian yang menarik perhatian ialah kedua bapak yang bisa dibilang tidak muda lagi, menggunakan baju tradisional jawa dan seragam. Mereka berdiri kukuh dengan pedang panjang dipingganya. Sesaat kemudian beberapa peserta mulai berdatangan, dan mereka meminta untuk berfoto dengan kedua bapak yang mengiyakan seraya tersenyum ramah.




Setelah itu, tibalah saatnya untuk memasuki Kraton Kasunanan Surakarta. Ada aturan tidak boleh memakai sandal, jika datang dengan menggunakan sandal lebih baik ditanggalkan. Tapi jika kamu menggunakan sepatu maka diperbolehkn, hal ini dinilai sopan ketimbang menggunakan sendal. Kemudian hal lain yang tidak diperbolehkan ialah menggunakan topi. Saat itu saya menggunakan topi dan langsung diminta untuk ditanggalkan, beginilah kalau tidak tanya-tanya dulu, bisiku dalam hati.




Saat memasuki ruang aula kraton, kursi-kursi sudah ditata dengan rapi, panggung juga sudah diatur sedemikian rupa, lampu-lampu kristal menjuntai dengan anggun, dan para bapak-bapak berseragam menggunakan pakaian tradisional jawa yang sedikit berbeda, telah siap menyambut kami. Kali ini kembali melakukan kesalahan akibat tidak bertanya. Karena masih kosong, dengan santai kami memilih duduk di kursi paling depan. Maklum kebiasaan tidak suka duduk di belakang nanti banyak hal yang bisa terlewatkan. Kemudian tiba-tiba salah seorang bapak menghampiri dan berkata, "bisa kuris dua baris di depan dikosongkan? Soalnya untuk tamu undangan" mungkin seperti itulah kata-katanya, akhirnya niat duduk di depan jadi duduk bagian belakang karena kursi-kursi sudah banyak yang terisi oleh pesrta lain. Tapi, tak apalah, bukan kah ini masih tetap menarik? :)





Hari itu peserta ABFI 2013 merasa sangat beruntung karena penutupan kegiatan ini dilaksanakan di Kraton Kasusanan Surakarta, ditambah dengan kehadiran Gusti Kanjeng Ratu Pengageng, yang berkesempatan untuk hadir dan memberikan sepata kata atau juga pesan bagi para blogger. Kemudian berakhirlah acara ABFI 2013, namun sebelum benar-benar berpisah, peserta yang hadir lagi-lagi mendapatkan kejutan dengan penampilan seni yang sangat memukau. Di awali dengan penampilan empat wanita ayu yang anggun dalam membawakan Tari Serimpi. Empat orang penari itu dalam makna tari serimpi merupakan lambang dari empat eleman yaitu toya (air), grama (api), angin (udara) dan bumi (tanah). Tarian yang sudah dimainkan selama berabad-abad lamanya itu menjadi warisan yang tak ternilai harganya yang dimiliki oleh Kraton Kasunanan Surakarta dan hingga saat ini . Selanjutnya, setelah itu peserta ABFI 2013 kembali bertepuk tangan meriah ketika dua orang penari pria yang gagah berani dan sedikit bengis memainkan Tarian Putra Bandoboyo. Tarian itu begitu enerjik dan menggambarkan tengkasan para pengeran dan putra mahkota.



Kemudian di sela-sela acara penutupan tersebut saya berkesempatan mewawancarai salah seorang Sentono Dalam Kraton Kesunana Surakarta dengan gelar dan nama Kanjeng Raden Aryo Handoyo Diningrat. Bapak satu ini sudah mengabdikan dirinya selama 14 tahun di mulai pada tahun 1999 yang pada saat itu beliau masih berusia 25 tahun. Bapak tiga anak ini menuturkan untuk menjadi abdi dalam siapa saja boleh, lewat jalur manapun bisa, tidak dibatasi. Jika ingin menjadi  menjadi abdi di Kraton setidaknya harus mengikuti proses pendidikan selama enam bulan, di mana peserta akan belajar dan mengenal mengenai sejarah kraton, budaya kraton, tata cara upacara, tata cara busana, dan tulisan-tulisan jawa. Selama enam bulan tersebut, jika bersunggung-sungguh pasti akan bisa menguasai semua hal tersebut. Selain itu, Bapak Aryo menambahkan cara kedua ialah dengan menggunakan jalur prajurit.



Gelar yang diperoleh Bapak yang lahr di Solo, 20 Juni 1967 silam ini merupakan pemberian kraton kepada dirinya. Menurutnya, apa yang dilakukannya adalah pangglan hati nurani, dia dan teman-teman yang lain tidak mengharapkan apa pun dari kraton ini. Selama mereka menjadi abdi dalam pada Karaton Kasunanan Surakarta, mereka tidak pernah mengharapkan keuntungan atau bahkan tidak mendapatkan tambahan finansial dari sini. Mereka ikhlas menjalankan peran tersebut karena mereka merasa sebagai orang jawa maka wajib melestarikan adat istiadat leluhur. Mereka selalu siap sedia apapun yang diinginkan oleh Kraton Surakarta, seperti saat ini diminta untuk berpartisipasi dalam kegiatan pentupan ABFI 2013. Mereka percaya akan dilakukan semua dengan tulus ikhlas ini, pasti digantih dengan kebaikan yang lebih banyak lagi oleh Gusti Allah SWT dan ini kenyataan memang demikian, tutunya.



Kemudian bapak yang merupakan pegawai pada BPR PKK Jawa Tengah ini memberikan informasi bahwa yang menjadi abdi dalam di Kraton ini tidak hanya berasal dari Indonesia semata, ada pula yang berasal dari negara lain seperti Malaysia, Brunaidarusalam, Amerika, Belanda, Venuzuela, dan negara lainnya. Namun yang mereka sayangkan ialah masih banyak oknum-oknum yang menggunakan gelar dari kraton untuk kepentingan pribadi. Kraton  tidak pernah mengangkat dan memberikan gelar di luar kraton itu sendiri. Kraton tidak pernah membuka kantor-kantor di luar kraton.  Namun banyak yang menggunakan gelar dari kraton padahal kenyataannya tidak berasal dari Kraton Kasunana Surakarta.



Kemudian saya harus mengakhiri perbincangan dengan bapak yang sangat ramah ini karena beliau harus segera mengerjakan sesuatu hal. Saya kembali ke tempat duduk dan kembali memusatkan perhatian kepada acara penutupan yang tinggal di ujung tersebut. Akhirnya, selesai pula rangkaian kegiatan ABFI 2013 yang meninggalkan berbagai kesan. Tidak hanya sesama teman-teman peserta, namun juga tentang Kota Surakarta yang nyaman untuk dikunjungi, budaya orangnya yang ramah, Kroton Kasunana Surakarta yang bersejarah dan begitu ramah menyambut kami, serta sejumlah kenangan indah dan menyengkan lainnya. Semoga bisa kembali berkunjung ke kota ini, Sukarta!

Friday, May 17, 2013

Boleh Dibaca Jangan Ditiru (Rapid Fire Question)

Baru kenal dengan teman-teman Canting Jogja (Lina Sophy, Mesha Christina, dan Elishabeth Murni) sudah kena tembaakkk (istilah untuk pertanyaan paling berbahaya di dunia). Ini harus jawab jujur kan? Apakah harus tuhaaaannnnnn??? *hujan turun dan petir menyabar* 

Pertanyaan Wajib:
1. Nambah atau ngurangin timbunan buku?

Nambah donk, soalnya baca buku tidak ada kenyangnya.. :)

2. Pinjam atau beli buku?  


Pengennya selalu beli, tapi kadang teman banyak yang bilang kalau punya buku baru dan kebanyakan dari mereka menawarkan kepada saya! :D

3. Baca buku atau nonton film?


Dua-duanya suka..

4. Beli buku online atau offline?


Belum pernah beli buku online :) 

5. Buku bajakan atau original?


Yang ori lebih bagus, lebih puas. Kepuasanya karena kita bangga baca buku ori dan menghargai si penulis *tepok tangan*

6. Gratisan atau diskon?


Siapa yang bisa nolak kedua hal ini? Belajar dari emak-emaklah kalau ketemu barang diskon pasti pada lincah semua rebutan apa lagi yang gratis, pasti rusuh (maap ya maa)

7. Beli pre-order atau menanti dengan sabar?


Menanti dengan sabar, karena orang sabar disayang pacar! *ekh*

8. Buku asing (terjemahan) atau lokal?


Dua-duanya suka, asal jangan teenlit paling malas!

9. Pembatas buku penting atau biasa saja?


Sangat penting, soalnya suka lupa halaman :)

10. Bookmark atau bungkus chiki?


Ini pertanyaan apa yak? Ga ngeti??? :D


Nah, sekarang menuju kepertanyaan Baiklah mari kita menuju pertanyaan pertama dan ini pertanyaan paling berbahaya!

1. Pernakah nyuri buku di perpustakaan? Berapa Banyak? dan Kapan?


Waktu itu saya masih remaja, sedikit labil dan manis tentunya, hahaha. Kalau dibilang nyuri saya tidak setuju, saya lebih senang memakai kata minjem (mampus buka aib sendiri). Saat dibangku Sekolah Menengah Pertama saya pernah minjam buku Trio Detektif karya Alfred Hitchcock (baca: nyuri.. lha???) yang sangat saya gilai pada waktu itu dan hingga ini juga masih kagum dengan novel karya beliau. Kegilaan saya yang berlebihan itu sehingga saya ingin mengoleksi dan pada waktu itu, yakinlah sangat sulit bagi siapa saja yang tinggal di sebuah desa untuk punya atau membeli buku (membela diri dikit). Tapi saya hanya mengambil satu, judulnya juga sudah lupa. Buku itupun dipinjam teman dan tidak dikembalikan. Harusnya saya menyimpanya dengan baik karena berhasil melewati penjaga perpustakaan yang pada waktu itu jarang ada ditempatnya (hahaha)

Kemudian saat di bangku SMA, yang ini bukan buku, tapi majalah. Iya, majalah Horizon, upsh... hahaha. Cuma satu doank, soalnya waktu di sekolah itu majalah tidak boleh di pinjam, hanya buku saja yang boleh. Kemudian ada cerpen yang sangat menarik yang ingin saya baca. Entah mengapa saya ingin membacanya berulang-ulang karena sekali baca saya susah memahami. Dan terengggg... berhasil lah saya meloloskan majalah keluar perpus melewati seorang ibu penjaga yang begitu awas matanya memperhatikan gerak-gerik siapa saja... (jagoan saya donk berarti)

Tapi, please... pleasee... bagi siapa saja yang baca ini. Jangan ditiru, saya tidak ingin menambah dosa saya karena terinspirasi dari tulisan ini, please.. Kasihanilah saya, belom makan tiga hari...??? *next!

2. Saat tidur, mendengkur/ngorok?

Ini mah, perlu dibuktikan sendiri. Datang saja kerumah pas saya lagi tidur. Mana saya tau, lah saya kan lagi tidur!! :D

3. Lebih suka high heels atau sendal teplek?

Haruskah saya menjawab pertanyaan ini? Kalau saya hidup dimasa lalu yang laki pake high heels, mungkin jawabannya iya kalee yaa... hahaha

4. Katanya golongan darah mempengaruhi personaliti seseorang. Dan Gol darah B paling sering dibilang tukang iseng dan nggak pedulian. Bagaimana tanggapanmu dengan mereka?


Mungkin karena B itu bisa Bandel, Bebal, atau Borengsek.. hihi

5. Kalau sedang dititipin bayi dan bayi itu ngompol, rewel dan mengngis terus apa yang akan kamu lakukan?


Karena saya bukan baby sitter, mungkin akan terjadi kekacaun yang melebih gemba bumi dan banjir bandang.. haha

Fiuuufffhhh.... Selesai juga jawab pertanyaannya. Ini harus bisa tanda 10 (ingat waktu SD), oke lahhh... Bersiap pertanyaan dari saya buat teman blogger: 1) Riska Fitra Sari blogger dari Palu. 2) Tayusani Yuza blogger asal Banten. 3) Toha Nasr blogger asal Cianjur. 4) Lyala Kareem Blogger asal Palu. dan 5) Adiatman teman yang hianati ke Dieng :p

Pertanyaa:
1. Kalau ada yang minjam buku terus pas dikembalikan sedikit lecat atau rusak, enaknya yang minjem dihukum apa?
2. Milih ngasih kado buku apa coklat?
3. Kalau dikasih kesempatan bertemu seorang penulis, siapa yang paling ingin kamu temui? Alasannya apa?
4. Adakah tokoh dalam buku mempengaruhi kriteria calon pasangan yang akan mendampingimu nanti? *jleb*
5. Paling suka baca buku dalam posis apa? 



Silahkan dijawab dan buat lima pertanyaan terus kirim ke lima teman blogger lainnya. Ingat jangan dikembalikan ke saya yakkk!!!

Friday, May 10, 2013

Para Blogger Beraksi!

Suatu kesempatan yang menarik bagi para blogger yang ada di tanah air dan juga yang ada di Kawasan ASEAN untuk berkumbul pada event The ASEAN Blogger Fastival Indonesia 2013. Event yang dilaksanakan di Kota Solo tersebut sangat menarik dengan menghadirkan pembicara seperti Hermawan Kartajaya dan beberapa orang pembicara yang sudah sangat berpengalaman dalam dunia blogger.
Kegiatan yang dilaksanakan selama kurang lebih empat hari tersebut, yaitu dimulai dari 9-12 Mei bertempat di Hotel Kusuma Sahid Prince. Selain seminar dengan pembicara yang menarik, panitia juga sudah mempersiapkan sejumlah kegiatan yang menarik seperti berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Kota Solo. Hal ini tentu saja dalam rangka memperkenalkan Solo sebagai kota yang memiliki nilai sejarah dan akar budaya yang kuat di Pulau Jawa.
Event ini menjadi satu ajang di mana para blogger dapat saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain. Saling tukar menukar informasi tentang daerah masing-masing atau sekedar berkunjung ke akun blogger teman-teman baru. Karena lewat tulisan para blogger yang ada, besar kemungkinan kita menemukan hal baru yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Banyak hal menarik yang dapat kita peroleh dari sebuah akun blog.
Para blogger boleh berbangga, karena blogger saat ini tidak dapat dianggap sebelah mata. Tulisan melalui blog sangat mempengaruhi sosial, budaya dan politik. Saya masih ingat beberapa waktu yang lalu mengenai tulisan saya di akun kompasiana yang saya miliki, "Palu: Tour Kota Yang Gagal", yang membuat pemerintah Kota Palu kalang kabut dan bahkan harus membahas tulisan saya dalam rapat internal mereka. Disini saya sadar betul bahwa, kita, para blogger saat ini tidak bisa dipandang remah. Kita punya kekuatan besar lewat tulisan sederhana kita yang mungkin saja hanya dikunjungi oleh beberapa visitor saja dalam sehari. Namun, bukan hal itu yang menjadi patokannya, yang terpenting adalah kita mampu menghasilkan tulisan yang tidak biasa yang dapat memberikan informasi yang selama ini tidak diketahui oleh orang pada umumnya. Dan kalau sudah demikian, blog kita akan menjadi salah satu blog yang akan populer dengan sendirinya :)