Page

Monday, February 15, 2016

School of Peace: Memahami ASEAN Melalui DIalog Interfaith

Sudah menjadi sebuah kebenaran bahwa masyarakat ASEAN terdiri dari berbagai budaya, etnis dan kepercayaan. Memahami masyarakat ASEAN jelas tidak dapat dipisahkan dari perbedaan-perbedaan yang ada. Dalam hal ini, kepercayaan yang tumbuh dan berkembang menjadi bagian dari masyarakat yang melekat dalam kehidupan mereka.
ASEAN menjadi kawasan berkumpul dan berkembangnya sejumlah kepercayaan-kepercayaan lewat jalur perdagangan maupun lewat kolonialisasi pada masa silam. Namun pada dasarnya, pada masyarakat ASEAN itu sendiri telah ada dan berkembang sejumlah kepercayaan sejak ratusan bahkan ribuan tahun sebelumnya, bahkan hingga saat ini masih terus dipertahankan keberadaannya seperti pada masyarakat indigenous yang memiliki kepercayaan terhadap alam.

Wednesday, January 20, 2016

Belajar dari BEC, bahwa Agama Harus Dekat dan Menyebarkan Kebaikan Terhadap Sesama

Sharing session with BEC
School of Peace memasuki bulan ketiga, kami para peserta mengikuti modul ketiga dengan jadwal yang sangat padat. Salah satu program yang kami ikuti ialah mengunjungi beberapa komunitas. Saat ini kami mengunjingi Provinsi Batambang yang ada di Kamboja. Saya berada di group dua yang berkemsempatan bertemu dengan Buddhism for Education of Cambodia atau yang disngkat BEC. Dari komuntas ini kami belajar banyak mengenai program kerja yang mereka lakukan.
Ada lima program utama yang mereka lakukan: youth education program, prisoner education program, media dhamma talk program, children sponsorship program, and the poor and aged care program. Sangat menarik mengetahui dan mendengar langsung bagaimana komuntas biksu tersebut mepaparkan proses yang mereka lakukan dan tantangan apa saja yang selama ini mereka peroleh dari program yang mereka lakukan.

Friday, May 1, 2015

Jokowi-Abbot: Maju Mundur Cantiklah???

Eksekusi mati Bali 9 menjadi fenomena yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Keputusan Presiden RI Jokowidodo untuk mengeksekusi para pesakit kasus narkoba sudah begitu bulat. Tekad untuk memerangi peredaran narkoba di Indonesia nampaknya sudah begitu kuat. Sebelumnya, Jokowidodo sudah mengeksekusi mati terpidana mati kasus narkoba gelombang pertama di masa jabatannya saat ini. Kali ini, keputusan juga sudah ditetapkan, regu tembak dengan yakin mengarahkan dan menekan pelatuk senjata api mereka, nyawa 8 orang melayang! (dengan Mary Jane dalam masa penangguhan)
Respon keras datang dari perdana menteri Australia Tony Abbott. Karena tidak diindahkan, akhirnya Australia menarik duta besarnya dari Indonesia. Hal ini sebagai bentuk protes atas keinginan Abbott yang tidak didengarkan oleh Jokowi. Seorang senator Australia mengatakan kalau Jokowi hanya menggunakan kesempatan ini untuk mencari popularitas. Karena dia melihat Jokowi presiden yang lemah. Pencitraan mungkin bahasa populernya di Indonesia.

Wednesday, April 22, 2015

Jokowi: Gonjang Ganjing Yang Aneh

Belum setahun masa kepemimpinan Presiden Jokowi, sudah mengalami banyak pro dan kontra. Saya menjadi salah seorang yang pernah menaruh harapan pada tokoh yang satu ini. Pernah, bukan berarti saat ini tidak percaya, karena ini soal politik alangkah baiknya tidak menjadi pendukung fanatik, namun lebih menjadi rakyat pemerhati, paling tidak buat diri sendiri.
Baru-baru ini, isu beredar bahwa akan ada gerakan besar-besaran untuk meminta Presiden RI ke-6 ini untuk mundur. Kemudian berapa postingan atau link banyak bererdar di beranda halam fb saya. Yang paling seru soal uang muka mobil dinias, menarik melihat bagaimana seorang presiden bisa teledor dalam memberikan pengesahan tanpa melihat isinya terlebih dahulu. Lebih menarik lagi melihat kontrol masyarakat yang semakin kuat, kini tak ada undang-undang dapat lolos tanpa ditengoki isinya. Kemudian Jokowi dengan, entah dibilang baik atau buruk, PK kembali terhadap UU tersebut.

Tuesday, September 23, 2014

Cerita Traveling Di Malaysia Part 1

Jadi ceiritanya pas lebaran idul fitri 2014 saya mengunjungi kakak yang tinggal di Shah Alam, Malaysia. Bermodalkan promo tiket jadilah pada tanggal 14 Agustus saya terbang bandara Adi Sucipto Yogyakarta.
Setiba disana, sedikit miss com dengan abangku, jadilah saya dan mamaku harus menunggu berjam-jam di KLIA 2. Tapi akhirnya kami berjumpa dalam kondisi capek karena harus cari-mencarai, emosi karena saya merasa kok abanhku bego banget yak dan abangku juga merasa begitu, dan kemudian tertawa karena kesalahan yang membuat suasana pertemuan langka itu jadi terasa diluar dugaan.
Dari bandara, dengan kendaraan pribadi, dapat memakan waktu sejam ke flat tempat tinggal abnagku.

Monday, August 11, 2014

Pengen Nangis Tapi Tak Jadi, Malaysia!

Trip ke Malaysia kali ini telah saya rencanakan sejak tiga bulan yang lalu. Berkat promo air asia (berharap maskapai penerbangan di Indonesia juga sebaik ini, biar bisa keliling Indonesia dengan tejangkau, mimpi kali yee.. huft) akhirnya bisa menginjakan kaki di Negeri Jiran ini. Perjalanan ini tidak hanya untuk liburan akan tetapi juga ingin bertemu dengan kakak (abang doer) yang sudah tinggal dan bekerja bahkan telah memperistrikan seorang gadis melayu, lebih dari 15 tahun silam. Saat itu saya juga datang bersama dengan mama yang sudah sangat excited! Ide mama ikut ke Malaysia sendiri tiba-tiba muncul dari kaka pada saat telpon-telponan, tiba-tiba dia ngomong "bagaimana kalau mama juga ikut de?", "bolehh" dan tereng, sampailah kami bedua di Kualalumpur.

Saturday, July 12, 2014

#SavePersIndonesia atau Membiarkan Matinya Profesionalisme Pekerja Media!

Kita cukup terkaget-kaget dengan realitas yang ditampilkan dalam film dokumenter "Dibalik Frekuensi" (Baca tulisan saya di sini klik) dan kemudian film "Oligarki Televisi" juga  menggambarkan dengan gamblang bagaimana media massa (televisi dengan beberapa orang pemiliknya) semakin menguasai pers di Indonesia. Apa yang terjadi? Mengapa pers di Indonesia hanya dikuasi oleh segelintir orang? Inilah yang dinamakan monopoli dan oligarki media untuk memperkuat bisnis dan juga politik. Penguasaan atas sejumlah media, berarti penguasaan atas informasi. Dengan mengusai informasi, maka akan mudah bagi pemilik media dalam melakukan kontrol terhadap isu (agenda setting). Namun hal lain dari ini ialah tentu menyebabkan matinya profesionalisme pekerja media!