Page

Thursday, June 27, 2013

#3: Indonesia Youth Media Camp 2013

Yeah... Hari ketiga, sama seperti dua hari sebelumnya, kami peserta IYMC2013 harus mengikuti proses kegiatan yang dimulai pada pukul delapan. Dangan masih sedikit ngantuk, para peserta sudah berada di aula dan duduk melingkar siap memulai hari ini!




Mba Sari Mutiara Timur yang akan sharing tentang kebencanaan telah siap dari tadi. Kemudian dimulai dengan pembicaraan apa sebenarnya bencana itu? Yang ternyata ada bencana alam dan bencana sosial dimana bencana sosial lebih memberikan dampak yang besar karena dapat bersifat diwariskan akbat salah mengartikan bencana itu sendiri. Padahal, menurut Mba Sari bencana dapat memberikan dampak positif misalnya dapat menumbuhkan kepedulian terhadap sesama, dapat belajar dan menjadi dasar dalam menentukan kebijakan pemerintah kedepannya!


Selanjutnya, Komunitas Jalin Merapi yang merupakan komunitas yang menaruh perhatian pada perkembangan dan segala hal yang berkaitan dengan Merapi tentunya. Kali ini, Mas Aris yang hadir untuk berbagi pengalaman kepada para peserta mengenai pengalamnya saat menangani bencana Merapi 2010 yang lalu. Bagaimana mereka menggunakan media dalam memberikan informasi yang akurat mengenai perkembangan di Merapi saat terjadi bencana. Mereka menggunakan segala media yang ada termasuk twitter dan facebook. Tidak hanya itu, Mas Aris juga memberikan informasi bagaimana dalam sekian detik saat mempublikasikan tentang informasi yang ingin menjadi relawan, Jalin Merapi memperoleh banyak relawan yang siap untuk membantu. Hal ini dilakukan melalui internet dan situs jejaring sosial. Namun, tak jarang mereka memperoleh hoax. Dimana ada yang menginformasikan bahwa ada pendaki yang hilang di merapi melalui twitter, namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut melalui informasi yang ada dari sumber lain, ternyata semua itu hanya rekayasa.


Salah satu masalah sosial yang sangat meresakan ialah kejahatan KKN yang menggerogoti masyarakat Indonesia, dari tua sampai yang muda. Mba Ilian Deta yang merupakan perwakilan dari ICW hadir dan berbagi pada waktu itu. Menurutnya, cara paling efektif dalam memberantas korupsi  harus dimulai dari yang kecil yang kita lakukan sehari-hari seperti saat di rumah kita tidak boleh membohongi orang tua hanya untuk uang seribu atau dua ribu, atau saat kita membuat SIM yang kebanyakan menggunakan cara cepat dengan membayar calo.

ICW saat ini mengkapanyekan Berani Jujur, Hebat! Karena disini jujur saja tidak cukup dalam memberantas korupsi, tapi harus berani. Diantara para koruptor maka dibutuhkan orang-orang yang berani untuk menyuarakan kejujuran yang bisa saja mengancam kenyamanannya. Namun, yang ditekankan ialah, kalau tidak dimulai dari keberanian maka kejujuran tidak akan pernah terwujud!

Waktu sudah semakin senja, kehadiran Mba Dian Heridany selaku ketua Yayasan Kampung Halaman mencoba melengkapi rangkaian acara di hari ketiga ini, Remaja Cerdas Bemedia menjadi topik yang menarik pada sore ini. Faktanya, remaja atau pemuda menjadi kelompok pengguna media internet terbesar di Indonesia. Namun, ironisnya remaja menjadi sasaran empuk bagi kejahatan yang ada di internet. Banyak kasus remaja yang diculik teman facebooknya. Hal ini dibenarkan oleh Pesantren Raudlatul Ulum di Malang yang menyatakan bahwa banyak anak pesantren yang diajak KopDar teman Facebook atau chatting yang kemudian hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Bahkan ada yang sampai dibawa ke Belanda, dan saat diketahui dan balik ke orang tuanya, si remaja itu tidak ingat apa-apa sama sekali.

Untuk itu, sudah saatnya dilaksanakan pendidikan media bagi anak dan remaja. Karena kejahatan melalui internet terhadap kelompok tentan ini tidak dapat dianggap sepele. Dengan membentuk remaja yang cerdas bermedia, maka sudah bisa dipastikan remaja dapat memproteksi dirinya sendiri saat kejahatan melalui dunia maya tersebut mengancam dirinya!


No comments:

Post a Comment