Page

Monday, September 9, 2013

3800 Pohon Mangrove

Hari itu Minggu, matahari tak malu-malu memancarkan sinarnya. Bahkan langit bersih dari awan yang bisa menaungi 15 orang relawan yang berjalan menuju pantai bersama 4 orang warga Mangkang. Keempat orang tersebut merupakan anggota kelompok tani yang sudah memulai melakukan konservasi terhadap wilayah pantai sejak tahun 2005. Salah satu diantaranya adalah Pak Susuri yang mengaku sudah aktif menanam mangrove sejak tahun 1998 sebelum kelompok tani di tempat itu dibentuk.



Melewati pematang dan tambak-tambak ikan bandeng akhirnya kami tiba di lokasi penaman mangrove. Ada beberapa bagian yang sudah ditumbuhi mangrove cukup subur, berjejer dengan rapi. Bagian kami adalah yang ada di sebelah utara!

Setelah foto-foto, saatnya mengangkut bibit-bibit mangrove. Kami membentuk barisan dan memindahkan mangrove-mangrove itu dari satu orang ke orang lain. Saat kami sibuk memindahkannya, bapak-bapak kelompok tani sudah menancapkan batang-batang kecil bambu yang sudah disiapkan untuk kemudian akan diikatkan pohon mangrove muda agar tidak tersapu ombak nantinya.

Lokasi itu berlumpur, banyak dari kami terjebak hingga masuk ke dalam bagian lumpur yang dalam dan akhirnya meminta bantuan atau merangkak atau lebih tepatnya ngesot agar bisa berpindah tempat. Secara penlan-pelan kami mulai menanam sepasang-demi sepasang mangrove dan mengikatnya di batang-batang bambu. Tiba-tiba ada yang menyeletuk "Mangrove aja sepasang", dan kemudian ramai saling sahut-menyahut soal pasangan. Kemudian saya sejenak berfikir, memang setiap makhluk diciptakan berpasangan bukan. Namun bagi tanaman mangrove hal ini bukan hanya agar tanaman ini tidak "kesepian", tapi juga sebagai cadangan jika sewaktu-waktu salah satu dari sepasang itu ada yang gagal untuk tumbuh. Dan juga tumbuh subur dua pohon mangrove akan membuat lebih baik dalam mencegah abrasi pantai!

Target pohon mangrove yang ditanam adalah 3000 pohon, kemudian Pak Susuri menyediakan 3800 pohon mangrove, dan dengan semangat empat lima kami berhasil menanam semuanya. Menjelang siang, kami menyelesaikan semuanya dan bergegas untuk balik ke perkampuang. Badan bau lumpur, dan perut sudah keroncongan. Istri Pak Susuri sudah menyediakan makanan di rumah mereka. Setelah selesai sedikit membersihkan diri, kami makan dengan rakus tanpa peduli dengan badan yang bau comberan!

Namun 3800 bukan hanya sekedar angka, tapi bilangan genap yang memperjelas bahwa tidak ada mangrove yang akan tubuh dengan seorang diri. Seperti halnya untuk melakukan perubahan, maka kita butuh lebih dari sepasang tangan yang siap bekerja bukan hanya berkata-kata! (Sok bijak, hahaha...)

No comments:

Post a Comment